Makan Darah Part 3

Senin, 12 Maret 2012
Inilah inti dari ayat ke 12 itu Saudara, rasul paulus walaupun dia merasa dapat melakukan apa saja, karena semua hal itu tidak lagi dapat mempengaruhi keselamatan yang dia peroleh melalui Yesus Kristus, dia memilih untuk tidak mau melakukan itu semua jikalau itu tidak berguna bagi dirinya. Apalagi bila hal itu dapat mendatangkan celaka.

Kalau boleh saya ilustrasikan, ini seperti seekor anjing yang selalu kita ikat, pada saat ikatan itu di lepas dia akan berlari kemanapun dia mau... tetapi tidak semua anjing harus melakukan hal itu. Bisa saja anjing itu memilih tetap diam di tempatnya dari pada harus mengungkapkan segala kegembiraannya itu dengan berlari tidak tentu arah.

Kita ini ibarat anjing yang terikat dengan berbagai aturan adat istiadat dan berbagai aturan agama yang pada dasarnya tidak menyelamatkan. Pada saat ikatan itu dilepaskan oleh Yesus, kita ditawari sebuah rumah mungil yang baru, tanpa ikatan rantai yang mengekang (inilah kuk yang ringan itu). Sekarang, kita bebas. Kalau kita menggunakan kebebasan kita ini untuk berlari kesana-kemari (bebas berbuat dosa karena merasa telah dibebaskan) tanpa perduli dengan tawaran “rumah mungil tanpa ikatan rantai yang mengekang itu”, maka hilanglah kesempatan kita untuk memiliki “rumah” yang nyaman itu. Walaupun kita telah dibebaskan, namun “rumah” – keselamatan –  itu tidak pernah kita miliki.

Inilah gambaran bagi orang yang merasa apabila dirinya telah menjadi kristen, dan semua dosanya telah di tebus, dia berfikir dapat bebas berbuat dosa dengan suka cita dan kesadaran tinggi. (dibawah ini akan kita bahas lebih detail)

Keselamatan kita melalui Yesus Kristus, telah memerdekakan kita dari segala aturan yang mengikat. Yang dulunya bagi kita itu adalah hal yang harus di hindari, sekarang ini telah menjadi hal yang halal bagi kita (apa yang dinyatakan halal disini, sudah tentu tidak bertentangan dengan apa yang Tuhan Yesus perintahkan pada kita. Termasuk melakukan aktifitas di hari sabat seperti yang Yesus contohkan pada Matius 12:10-13 – hal ini memang bertentangan dengan adat istiadat bangsa Yahudi namun tidak bertentangan dengan perintah Tuhan Yesus). Karena segala sesuatunya sekarang ini telah menjadi halal. Namun begitu, kita juga harus selektif. Apa yang telah dihalalkan bagi kita (hal ini disebabkan keselamatan kita bukan lagi bergantung dari perbuatan kita) apakah itu juga baik bagi kita?

Kalau Saudara selama ini dilarang memakan daging panggang berlemak yang lezat karena diperingatkan oleh dokter Saudara, dan setelah dokter Saudara mungkin mengijinkannya, itu bukan berarti Saudara kemudian akan memanfaatkan ijin itu untuk memakan daging panggang berlemak itu bukan? Kalau Saudara perduli dengan kesehatan Saudara, walaupun dokter telah menyatakan Saudara telah sembuh dan boleh kembali memakan daging panggang berlemak itu, saya rasa Saudara tetap tidak akan menyentuhnya. Mengapa? Bisa jadi Saudara akan beranggapan apakah hal demikian baik buat kesehatan Saudara? (yaitu bebas makan dan kemudian sakit lagi?)

Hal demikianlah yang ingin rasul paulus katakan dalam ayat tersebut. Sekarang bagi dia segala sesuatunya halal tapi ada batasan-batasan dari halal itu sendiri yang dia pandang, apakah setelah dihalalkan kita jadi bebas seperti anjing lepas atau kita harus selektif apa yang bermanfaat saja bagi kita? Tidak semua yang halal itu baik bagi kita. Barang itu baik dan halal bagi kita, tetapi bila kita salah mempergunakannya, maka itu menjadi hal yang merugikan kita sendiri.

..............................................

0 komentar:

Posting Komentar

Thanks...
JESUS Love u

Pengikut